Smaradhana, semua itu hanya mimpi bila saat ini aku ingin kau di sampingku. Karena kau tahu, pundakmu adalah tempat sandaran bagiku. Keluh kesah, jeritan bahkan tangisanku pun telah kau dengar. Kau tak pernah menghapus airmataku, karena tahu itulah yang aku inginkan. Jeritanku pun kau biarkan, katamu biar aku lega. Kau tahu semua itu, dan bagimu bukanlah beban berat yang harus dipikul. Kau tak menyuruhku untuk bertahan, namun juga untuk tidak menyerah. Kau biarkan aku lelah hingga akhirnya aku tertidur dalam dekapmu. Smaradhana,
aku ingin terbang. Sejauh mungkin, lebih jauh dari sekarang. Ke tempat dimana aku sendiri, tanpa siapapun. Tanpa apapun. Dan ketika sayap ini lelah mengepak, aku tahu dimana harus bersandar dan terkubur. Saat itu pula, mungkin aku terlepas dari semua beban dan akan mengecap kebahagiaan. Smaradhana,
lembayung saat senja itu apakah ada? Aku ingin melihatnya kalau ada, meski itu untuk terakhir kalinya. Meski setelah itu, aku tidak akan membuka mataku lagi. Dan semilir angin yang selalu kurindukan datang menyapa, aku menghiraukannya. Smaradhana,
aku lelah. Beritahu aku bagaimana untuk mengakhirinya.... |
0 Comments:
Post a Comment
<< Home