Fyuuu....duh....Kok Dingin Yaa...!!! Mungkin basi banget kalo masih mau mengingat orang yang pernah adadan mengisi hati, bahkan bagian dari hidup kita. Meski itu sudah berlalujauh daripada hari ini. Tapi, kenyataan yang ada, kadang hal itu masih dilakukan. Dan mungkin akan terus dilakukan tanpa sadar. Tidak peduli akan menyakiti hati orang lain yang telah mengisi hari-hari kita sekarang, atau bahkan menyakiti hati kita sendiri. Ngga ada manusia yang sempurna. Seiring berjalannya waktu, ketidaksempurnaan itu semakin menjadi. Tuhan yag begitu sempurna, pasti akan menciptakan ciptaannya sesempurna mungkin. Tapi kembali pada waktu yang berjalan, justru membuat cacat-cacat kecil muncul. Dan akhirnya menjadi besar. Ketika seseorang berkata padaku untuk mencari orang yang sempurna bagiku, tidak ada kata yang mampu terucap. Tidak untuk satu desahan nafaspun. Mengapa harus mencarinya? Apa tidak akan ada yang datang, dan mengatakannya di depanku bahwa dirinya sempurna bagiku? Ketika akhirnya aku tahu kalau dia yang selama ini aku cari, aku senang. Tidak pernah menyangka akan seperti itu. Luka yang pernah ada ini masih basah, darahnya masih mengalir deras. Untuk menghentikannya, aku tidak pernah tahu caranya. Tapi waktu aku tahu ada yang bisa menghentikan luka itu, meski pelan, aku senang. Bahagia? Mungkin. Terkadang aku tidak pernah tahu apa itu kebahagiaan. Bagiku semuanya sama. Sedih, kecewa, kesal, sakit, senang, duka, suka, semua itu terecap sama. Yang mana kebahagiaan? Saat bersama kenangan yang lalu pun, semua itu tidak terasa. Indah memang, meski hati ini merintih pedih, senyum itu tetap mengembang. Bahagiakah? Dan saat ini, ketika mungkin aku sedikit mengecap sebuah kata kebahagiaan, percik api mulai meletup. Perlahan, tapi pasti akan membesar. Semua yang akan kualami, nanti, telah terbaca. Bayangan yang akan kulewati, nanti, jelas terlihat. Perasaan seperti ini akhirnya harus aku alami lagi. Kecewa dan penyesalan bagiku tidak ada artinya. Untuk apa dirasakan? Hanya menambah goresan yang telah dan akan ada lagi nantinya. Aku capek, beban yang pernah terlepas sedikit saat ini mulai membelenggu. Akankah aku terhempas lagi di tepian hidup seperti yang dulu? Semua hanya karena hati, hanya karena perasaan. Berulang kali aku menegaskan pada diri sendiri untuk tidak bermain dengan keduanya. Namun aku lalai. Dan sekarang, semuanya terjawab. Aku lelah, capek. Untuk apa menjaga miliknya, jika dia tidak bisa menjaga apa yang aku miliki. Aku manusia tanpa cinta, aku tidak ingin mengenal lagi apa itu cinta. Aku terlalu paham soal itu. Tidak seperti orang munafik yang tidak pernah tahu soal cinta, namun dapat berkata tentang manis dan pahitnya akan semua itu. Aku tahu, apa yang indah jika akhirnya membuat hancur, dia akan menjadi tidak indah lagi. Bagi mereka, mungkin itulah cinta. Namun tidak bagiku, aku terlalu mengerti. Hidupku pernah kuabadikan untuk itu, dan sampai sekarang pun, aku tidak mendapatkan kembali hidupku. Semua telah hilang, apa yang pernah aku miliki, kini tidak ada lagi.
Kamu! Ya! Kamu, orang yang tidak menjaga hati dan perasaan hatiku. Yang tidak memberikan aku inspirasi apa-apa. Yang tidak tahu apa-apa soal hati, dan yang munafik tentang cinta. Pernahkah merasa bahagia? Tanyakan pada dirimu, hatimu dan pikirkanlah.... Mengertikah kamu atas semua itu? |
0 Comments:
Post a Comment
<< Home